Psikologi Pendidikan: Manajemen Kelas
MANAJEMEN KELAS
Tujuan Manajemen Kelas
Manajemen
kelas yang efektif mempunyai dua tujuan, yaitu:
1. Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan.
Carol Weinstein (1997) mendeskripsikan jumlah waktu yang tersedia untuk berbagai aktivitas kelas di sekolah menengah biasanya rata-rata 42 menit, waktu belajar tahunan biasanya sekitar 62 jam, yang kira-kira hanya setengah dari waktu yang diwajibkan. Meskipun angka ini hanya perkiraan, angka tersebut menunjukkan bahwa jam yang tersedia untuk pembelajaran kurang dari yang seharusnya. Manajemen kelas yang efektif akan membantu untuk memaksimalkan waktu pengajaran dan belajar.2. Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.
Kelas
yang dikelola dengan baik tidak hanya akan meningkatkan pembelajaran yang
berarti, tetapi juga membantu mencegah berkembangnya problem emosional dan
akademik. Kelas yang dikelola dengan baik akan membuat murid sibuk dengan tugas
yang menantang dan memberikan aktivitas dimana murid menjadi terserap
kedalamnya dan termotivasi untuk belajar serta memahami aturan dan regulasi
yang seharusnya dipatuhi. Dalam kelas seperti itu, kemungkinan murid mengalami
masalah emosional dan akademik kecil.
Mendesain Lingkungan Fisik Kelas
1. Prinsip penataan kelas
- Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang.
- Pastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua murid.
- Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah di akses.
- Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
2. Gaya penataan
a. Penataan kelas standar
- Gaya auditorium, yaitu semua murid duduk menghadap guru. Penataan ini membatasi kontak murid tatap muka dan guru bebas bergerak ke mana saja. Gaya auditorium sering kali dipakai ketika guru mengajar atau seseorang memberi presentasi di kelas.
- Gaya tatap muka (face to face), yaitu murid saling mengahadap. Gangguan dari murid-murid akan lebih besar pada susunan ini ketimbang pada susunan auditorial.
- Gaya off-set, yaitu sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain. Gangguan dalam gaya ini lebih sedikit ketimbang gaya tatap muka dan efektif untuk kegiatan pembelajaran kooperatif.
- Gaya seminar, yaitu sejumlah besar murid (10 atau lebih) duduk disusunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
- Gaya klaster (cluster), yaitu sejumlah murid (biasanya 4 sampai 8 anak) bekerja dalam kelompok kecil. Susunan ini terutama efektif untuk aktivitas pembelajaran kolaboratif.
b. Personalisasi kelas
Menurut
pakar kelas Carol Weinstein dan Andrew Mignano (1997), kelas sering kali mirip
dengan kamar hotel, nyaman tetapi impersonal, tidak mengungkapkan apapun
tentang orang yang menggunakan ruang itu. Untuk mempersonalisasikan kelas,
pasang foto murid, karya seni, tugas, diagram tanggal lahir murid (untuk murid
SD), dan ekspresi murid yang positif.
Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk Pembelajaran
Terdapat strategi manajemen kelas umum untuk
memberikan lingkungan yang positif untuk pembelajaran. Serta cara efektif membuat
dan mempertahankan aturan, dan strategi positif untuk membuat murid bekerja
sama, yaitu:
1. Strategi umum
a. Menggunakan Gaya Otoritatif
Gaya
manajemen kelas otoritatif lebih bermanfaat bagi murid ketimbang gaya
ptoriter atau permisif. Guru yang otoritatif akan mempunyai murid yang
cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau bekerjasama dengan teman, dan
menunjukkan perhargaan diri yang tinggi. Strategi manajemen kelas otoritatif
akan mendorong murid untuk menjadi pemikir dan pelaku yang independen. Guru
yang otoritatif melibatkan murid dalam kerjasama give-and-take dan menunjukkan
sikap perhatian kepada mereka. Gaya yang otoritatif akan membantu murid menjadi
pelajar yang aktif dan mampu mengendalikan diri.
Gaya
manajemen kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus
utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan
pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak
banyak melakukan percakapan dengan mereka. Murid dikelas yang otoritarian ini
cenderung pasif, tidak mau membuat inisiatif kreativitas, mengekspresikan
kekhawatiran tentang perbandingan sosial, dan memiliki keterampilan komunikasi
yang buruk.
Gaya manajemen kelas permisif adalah memberi
banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan
keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka. Murid di kelas permisif
cenderung mempunyai keahlian akademik yang tidak memadai dan kontrol diri yang
rendah.
b. Mengelola aktivitas kelas secara efektif
Manajer
kelas yang efektif :
- Menunjukkan seberapa jauh murid “mengikuti”. Guru akan selalu memonitor murid secara reguler dan akan membuat mereka bisa mendeteksi perilaku yang salah jauh sebelum perilaku itu lepas kendali.
- Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif. Guru yang efektif akan mampu mengatasi situasi tumpang-tindih secara lebih baik. Contohnya, dalam situasi kelompok membaca mereka dengan cepat merespons pertanyaan, tetapi dalam merespons itu dia tidak mengubah aliran proses belajar membaca. Ketika berjalan keliling ruangan dan memeriksa pekerjaan murid, matanya tetap mengawasi seluruh kelas.
- Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran.
- Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.
2. Membuat, mengajarkan, dan mempertahankan aturan dan prosedur
Perbedaan
antara aturan dan prosedur dan pertimbangan kemungkinan yang tepat untuk
melibatkan murid dalam diskusi dan pembuatan aturan. Aturan kelas harus
masuk akal dan perlu, jelas dan dapat
dipahami, konsisten dengan tujuan instruksional dan pembelajaran, dan
kompatibel dengan aturan sekolah.
3. Mengajak murid bekerjasama
Ada
tiga strategi untuk mengajak murid bekerjasama dengan guru, yaitu:
- Menjalin hubungan positif dengan murid.
- Mengajak murid untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab.
- Beri hadiah terhadap perilaku yang tepat.
Komentar
Posting Komentar