Psikologi Pendidikan: Pembelajaran
Kata belajar sering kali kita dengar. Sebenarnya apa sih belajar itu?? apakah belajar selalu terkait dengan siswa, guru, buku dan sekolah?? disini akan kita bahas mengenai belajar!
Belajar (Learning)
Belajar merupakan pengaruh yang relatif permanen atas perilaku, pengetahuan, dan
keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman. Pendekatan behavioral
dan kognitif merupakan pendekatan untuk belajar.
1. Pendekatan Behavioral
Behaviorisme
adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui
pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Proses mental
didefinisikan oleh psikolog sebagai pikiran, perasaan, dan motif yang kita
alami namun tidak bisa dilihat oleh orang lain. Pengkondisian klasik (classical
conditioning) dan pengkondisian operan merupakan dua pandangan behavioral
yang menekankan bahwa dua kejadian saling terkait atau disebut juga dengan
pembelajaran asosiatif (associative learning).
a. Pengkondisian Klasik (classical conditioning)
Pengkondisian
klasik adalah bentuk pembelajaran asosiatif di mana stimulus netral diasosiasikan
dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan
respons yang serupa. Ivan Pavlov, fisiologis Rusia yang menyusun konsep
pengkondisian klasik ini dengan menggunakan anjing yang saat dihadapkan dengan
makanan akan mengeluarkan air liur sebagai respon. Ada dua tipe stimuli dan dua
tipe respons dalam pengkondisian klasik Pavlov:
- Unconditioned stimulus (UCS) → stimulus yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu. Pada eksperimen Pavlov, makanan adalah UCS.
- Unconditioned response (UCR) → respon yang tidak dipelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh UCS. Dalam eksperimen Pavlov, air liur anjing yang merespon makanan adalah UCR.
- Conditioned stimulus (CS) → stimulus yang sebelumnya netral akhirnya menghasilkan conditioned response setelah diasosiasikan dengan UCS. Pada eksperimen pavlov, bel merupakan CS.
- Conditioned response (CR) → respon yang dipelajari, yakni respons terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul setelah terjadi pasangan UCS-CS.
Generalisasi dalam
pengkondisian klasik adalah tendensi dari stimulus baru yang sama dengan CS
yang asli untuk menghasilkan respons yang sama. Diskriminasi terjadi
ketika organisme merespons stimuli tertentu tetapi tidak merespons stimuli
lainnya. Pelenyapan (extinction) adalah pelemahan CR karena tidak
adanya UCS. Desensitisasi sistematis adalah sebuah metode yang
didasarkan pada pengkondisian klasik yang dimaksudkan untuk mengurangi
kecemasan dengan cara membuat individu mengasosiasikan relaksasi dengan
visualisasi situasi yang menimbulkan kecemasan. Hasil belajar classical
conditioning dapat dihilangkan dengan teknik counterconditioning
atau menghilangkan UCS nya.
b. Pengkondisian Operan (operant conditioning)
Pengkondisian operan ialah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi dari perilaku akan menyebabkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi. Tokoh utama dari pengkondisian operan ini adalah B.F. Skinner, yang pandangannya didasarkan pada pandangan E.L. Thorndike. Dalam pengkondisian ini terdapat penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment).
Penguatan (reinforcement)
adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan
terjadi. Penguatan terbagi menjadi dua, yaitu:
- Penguatan positif : penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding).
- Penguatan negatif : penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan).
Hukuman (punishment)
adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Jadwal penguatan merupakan
pola yang berbeda dalam hal frekuensi dan waktu pemberian penguat yang
mengikuti perilaku yang diinginkan. Terdapat 4 jadwal dalam penguatan, yaitu:
- Fixed ratio : suatu jadwal di mana penguat diberikan hanya setelah sejumlah respons dimunculkan. Contohnya anak akan diberi cokelat setiap mendapatkan tiga kali nilai A.
- Variable ratio : jadwal di mana penguatan terjadi setelah beberapa kali respons muncul, yang mana jumlah respons yang diperlukan beragam. Contohnya anak mendapat nilai A dan dia tidak tahu kapan akan mendapat cokelat lagi setelah mendapat nilai A.
- Fixed Interval : jadwal yang memberikan penguatan bagi suatu respons hanya jika suatu periode waktu yang tetap telah terlewati, membuat tingkat keseluruhan respons relatif rendah. Misalnya gaji yang diberikan per minggu.
- Variable Interval : jadwal di mana waktu antara penguat berbeda dan bergerak di antara beberapa rata-rata. Contohnya dosen memberikan kuis tidak tetap jadwal, kadang sekali dalam dua minggu atau sekali dalam sebulan.
Generalisasi dalam pengkondisian operant
berarti memberikan respons yang sama terhadap stimuli yang sama. Diskriminasi
berarti pembedaan di antara stimuli dan kejadian lingkungan. Pelenyapan (extinction)
terjadi ketika respons penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan responsnya
menurun.
2. Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif terdiri dari empat pendekatan utama
untuk pembelajaran yaitu:
- Pendekatan kognitif sosial →menekankan bagaimana faktor perilaku, lingkungan dan orang (kognitif) saling berinteraksi mempengaruhi proses pembelajaran. Tokoh dari teori ini adalah Albert Bandura yang menekankan pada self-efficacy yaitu keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hasil positif.
- Pemrosesan informasi kognitif → menitikberatkan pada bagaimana anak memproses informasi melalui perhatian, ingatan, pemikiran dan proses kognitif lainnya.
- Konstruktivis kognitif → menekankan konstruksi kognitif terhadap pengetahuan dan pemahaman, diperkenalkan dalam teori Piaget.
- Konstruktivis sosial → memfokuskan pada kolaborasi dengan orang lain untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman, diperkenalkan dalam bentuk teori Vygotsky.
Komentar
Posting Komentar